Probolinggo - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo, merespon cepat tanggap bencana alam erupsi Gunung Semeru. Bersama BPBD Kabupaten Lumajang dan Muspika Candipuro, Perhutani melakukan pengamanan lokasi sekaligus melakukan evakuasi di lokasi yang terdampak erupsi Gunung Semeru di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo dan daerah Besuk Kobokan, wilayah kawasan hutan petak 5D Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sumberurip, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pasirian, pada Kamis (20/11/2025).
Erupsi Gunung Semeru dengan kolom abu setinggi kurang lebih 2.000 meter dari puncak ini disertai awan panas yang meluncur hingga 7 kilometer, sementara warna abu pekat teramati condong ke arah utara dan barat laut. Sebanyak 765 jiwa dilaporkan terdampak dan memilih mengungsi dibeberapa titik lokasi aman, yang tersebar di Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo, diantaranya di Kantor Desa Oro-oro Ombo, SDN 3 Oro-oro Ombo dan SMP 2 Pronojiwo.
Hingga saat ini, warga masih bertahan dilokasi pengungsian, sementara itu tim gabungan dari Perhutani, BPBD, Dinas Sosial, TNI-Polri, Muspika, Tagana, Laskar Semeru, masyarakat dan relawan, secara terpadu terus melakukan penyelamatan, pertolongan serta pengamanan wilayah yang terdampak erupsi.
Administratur Perhutani KPH Probolinggo, Akhmad Faizal, S.Hut.MM menyampaikan bahwa pihaknya siap terjun ke lapangan untuk membantu mengevakuasi korban maupun barang-barang yang bisa diselamatkan.
“Potensi awan panas, lahar dan guguran lava masih sangat tinggi sehingga kewaspadaan penuh sangat diperlukan, untuk itu kita harus bersinergi dengan seluruh unsur baik pemerintah, instansi terkait, TNI-Polri, relawan dan masyarakat untuk memastikan penanganan erupsi Gunung Semeru berlangsung secara cepat, aman dan terarah”, terangnya.
Sementara itu, Kaposek Candipuro, AKP Lukito, menegaskan bahwa upaya penyelamatan akan terus ditingkatkan dan memastikan setiap warga terdampak mendapatkan pengamanan dan layanan secara menyeluruh.
“Kami mengimbau masyarakat tetap tenang, mengikuti arahan petugas serta mematuhi seluruh rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), agar resiko dapat diminimalkan, karena keselamatan dan keamanan masyarakat menjadi prioritas utama dalam fase tanggap darurat ini”, pungkasnya.
Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, terpantau erupsi pada Rabu siang (19/11/2025), sekitar pukul 14.13 WIB. Sebelumnya PVMBG menetapkan kenaikan aktivitas vulkanik Gunung Semeru dari level II (Waspada) ke level III (Siaga) pada pukul 16.00 WIB, namun berselang satu jam, tepatnya pukul 17.00 WIB, status aktivitas vulkanik dinaikkan ke level tertinggi yaitu level IV (Awas).@Red.

Salsa